Langsung ke konten utama

Makanan Fungsional



Sebenarnya, konsep makanan fungsional sudah ada sejak lama. Hippocrates yang merupakan Bapak Ilmu Kedokteran Modern sekitar 2500 tahun yang lalu pernah berkata: “let your food be your medicine and let your medicine be your food”(gunakanlah makanan sebagai obatmu  dan obatmu sebagai makanan).

Dalam filosofi Hippocrates tersebut, pada konsentrasi tertentu, makanan bisa menjadi obat dan obat bisa menjadi makanan. Namun, pada konsentrasi tinggi (berlebih atau overdosis), makanan dan obatjustru dapat menjadi racun bagi tubuh kita. Secara umum, makanan digunakan untuk tindakan pencegahan (prevebtion), sedangkan obat digunakan untuk tindakan pengobatan (treatment). Jadi konsep makanan fungsional lebih dititikberatkan pada tindakan pencegahan penyakit.

Makanan fungsional atau sering pula disebut sebagai makanan kesehatan dapat berupa makanan segar atau makanan olahan yang dianggap memiliki sifat-sifat peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit di luar fungsi nutrisinya. Contoh sederhana dari makanan fungsional adalah buah dan sayur tertentu (dalam bentuk segar tanpa pengolahan)  serta makanan dan minuman yang telah mengalami fortifikasi (makanan dan minuman olahan).

Secara umum makanan fungsional memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai sumber zat gizi (nutrisi), sebagai pemberi cita rasa dan aroma, dan sebagai penyuplai senyawa aktif untuk mencegah atau mengobati penyakit (misalnya antioksidan untuk meredam radikal bebasyang berlebih).

Sesuai dengan namanya makanan fungsional harus makanan konsumsi sehari-hari. Jadi, suplemen dalam bentuk tablet, kapsul, dan bubuk tidak tergolong makanan fungsional. Herbal yang tidak biasadikonsumsi sehari-hari seperti buah merah, mahkota dewa, dan mengkudu, juga bukan merupakan makanan fungsional. Namun, herbal yang biasa dikonsumsi sehari-hari karena digunakan dalam masakan termasuk makanan fungsioanal, misalnya bawang putih, bawang merah, dan tomat.

Jenis-jenis makanan fungsional

Secara umum, jenis-jenis makanan fungsional dibagi berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahan.

Berdasarkan Sumber Makanan

Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional digolongkan menjadi dua, yaitu makanan fungsional nabati dan makanan fungsional hewani.
Makanan fungsional nabati merupakan makanan fungsional yang bersumber dari bahan tumbuha. Contohnya kedelai, beras merah, tomat, bawang putih, brokoli, jeruk anggur, dan teh.

Makanan fungsional hewani merupakan makanan fungsional yang bersumber dari bahan hewan. Contohnya ikan, daging sapi, serta susu dan produk-produk olahannya.

Berdasarkan cara pengolahannya

Berdasarkan cara pengolahannya, makanan fungsional digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu alamin, tradisional, dan modern.

Makanan fungsional alami merupakan makanan fungsional yang sudah tersedia dialam tanpa perlu pengolahan sama sekali. Contohnya buah-buahan dan sayur-sayuran segar yang bisa langsung dimakan.

Makanan fungsional tradisional merupakan makanan fungsioanal yang diolah secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contohnya tempe, dadih, yogurt, beras merah, susu, dan teh.

Makanan fungsional modern yaitu makanan fungsional yang dibuat khusus menggunakan resep-resep baru. Contohnya produk-produk makanan yang ditujukan khusus untuk diabetesi seperti Diabetasol dan Diabetamil. Makanan fungsional modern yang sengaja dibuat untuk tujuan khusus umumnya diproduksi melalui salah satu pendekatan berikut.

Sumber: Dr. Ir. Muhammad Ahkam Subroto Real Food True Health


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Ketengikan Minyak dan Lemak

  Selama penyimpanan, minyak dan lemak mengalami perubahan fisiko-kimia yang dapat disebabkan oleh proses hidrolisis maupun oksidasi. Proses hidrolisi terutama terjadi pada minyak atau lemak yang banyak mengandung asam lemak jenuh, misalnya minyak kelapa yang mengandung asam laurat. Proses hidrolisis pada minyak atau lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek akan menghasilkan asam lemak bebas yang menimbulkan bau tengik. Hidrolisis minyak atau lemak umumnya terjadi sebagai akibat kerja enzim lipase atau mikroba. proses hidrolisis dipercepat oleh suhu, kadar air, dan kelembaban tinggi.   Proses oksidasi terutama terjadi pada minyak atau lemak yang mengandung ikatan rangkap. Oksidasi terjadi karena minnyak atau lemak kontak dengan oksigen. Proses oksidasi dipercepat dengan adanya katalis logam, seperti tembaga, besi, nikel, kobalt, sinar ultraviolet, suhu, dan kelembapan tinggi. Adanya antioksidan dapat menghambat proses oksidasi. Proses oksidasi menghasilkan kompone...